Sabtu, 07 September 2013

CARA MENYALAKAN LAS ASETILIN

cara menyalakan las asetilin


funstruction-girls-1041g1.jpg

weldergirl.jpg

beautiful-woman-welder-sm.jpg

Alat dan Bahan
1. Satu unit peralatan gas oksi-
asetilen, terdiri dari:
tabung gas oksigen dan regulatornya
tabung gas asetilen dan regulatornya
selang
brander (torch)
2. Bahan pengisi (kawat)
3. Alat pengaman (sarung tangan,
kaca mata las)
4. Korek api dan oncor
5. Stopwatch
6. Sikat baja
7. Alat-alat kerja bangku bila
diperlukan.


Cara Pelaksanaan
a. Menyiapkan semua peralatan
yang akan dipergunakan.
b. Memeriksa brander harus dalam
keadaan tertutup.
c. Membuka tabung gas oksigen
dan asetilen dengan cara
mengendorkan baut penutupnya
dengan kunci pembuka.
d. Memeriksa isi tabung gas
dengan melihat manometer
penunjuk tekanan yang terpasang
pada regulator.
e. Mengatur tekanan kerja dengan
memutar handel pada regulatornya
(putaran ke kanan untuk
memperbesar tekanan gas).
f. Membuka sedikit gas asetilen
pada brander dan menyalakannya
dengan api.
g. Membuka dan sekaligus
mengatur besar kecilnya gas oksigen
pada brander sampai diperoleh
nyala netral.
h. Mulai melakukan pengelasan
dengan mengarahkan nyala api
brander pada logam induknya.
i. Bila logam induk sudah mulai
mencair, kemudian mengarahkan
logam pengisi pada bagian logam
induk yang mencair dan
mengayunkan brander sampai
terbentuk rigi-rigi las yang
diinginkan.
j. Mengulangi nomor h sampai
nomor i sampai didapat rigi-rigi las
yang baik.
k. Latihan menyambung
bermacam-macam bentuk benda
kerja.
l. "Melaksanakan praktikum dengan
serius dan berhati-hati agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan" kata pak Arman.

"Setelah praktikum selesai,
membersihkan tempat dan peralatan
praktikum serta mengembalikannya
pada tempat semula" kata pak Aryanto



LAS ASETILIN ATAU LAS KARBIT

Las karbit asetilin
Pengelasan dengan oksi – asetilin
adalah proses pengelasan secara
manual dengan pemanasan
permukaan logam yang akan dilas
atau disambung sampai mencair
oleh nyala gasasetilin melalui
pembakaran C2H2 dengan gas O2
dengan atau tanpa logam pengisi.
Proses penyambungan dapat
dilakukan dengan tekanan (ditekan),
sangat tinggi sehingga
dapatmencairkan logam.
Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah
salah satu perkakas perbengkelan
yang sering
ditemui.Pengoperasiannya yang
cukup mudah membuatnya sering
digunakan untuk menghubungkan
dualogam atau welding.Secara
umum, perkakas las asetilen adalah
alat penyambung logam melalui
proses pelelehan logam dengan
menggunakan energi panas hasil
pembakaran campuran gas asetilin
dangas oksigen.Perangkat
perbengkelan las karbit digunakan
untuk memotong dan menyambung
benda kerja yang terbuat dari logam
(plat besi, pipa dan poros)
Pengelasan dengan gas dilakukan
dengan membakar bahan bakar gas
yang dicampur dengan oksigen (O2)
sehingga menimbulkan nyala api
dengan suhu tinggi (3000o) yang
mampu mencairkan logam induk
dan logam pengisinya. Jenis bahan
bakar gas yang digunakan asetilen,
propan atau hidrogen, sehingga cara
pengelasan ini dinamakan las oksi-
asetilen atau dikenal dengan nama
las karbit.
Nyala asetilen diperoleh dari nyala
gas campuran oksigen dan asetilen
yang digunakan untuk memanaskan
logam sampai mencapai titik cair
logam induk. Pengelasan dapat
dilakukan dengan atau tanpa logam
pengisi.
Oksigen diperoleh dari proses
elektrolisa atau proses pencairan
udara. Oksigen komersil umumnya
berasal dari proses pencairan udara
dimana oksigen dipisahkan dari
nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam
silinder baja pada tekanan 14 MPa.
Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari
reaksi kalsium karbida dengan air.
Gelembung-gelembung gas naik dan
endapan yang terjadi adalah kapur
tohor. Reaksi yang terjadi dalam
tabung asetilen adalah :
CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2
kalsium karbida air tohor Kapur gas
asetilen
Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2
menghasilkan kurang lebih 300 liter
asetilen. Sifat dari asetilen (C2H2)
yang merupakan gas bahan bakar
adalah tidak berwarna, tidak
beracun, berbau, lebih ringan dari
udara, cenderung untuk
memisahkan diri bila terjadi kenaikan
tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar
dan 350° C), dapat larut dalam
massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu,
berwarna kelabu dan terbentuk
sebagai hasil reaksi antara kalsium
dan batu bara dalam dapur listrik.
Hasil reaksi ini kemudian digerus,
dipilih dan disimpan dalam drum
baja yang tertutup rapat. Gas
asetilen dapat diperoleh dari
generator asetilen yang
menghasilkan gas asetilen dengan
mencampurkan karbid dengan air
atau kini dapat dibeli dalam tabung-
tabung gas siap pakai. Agar aman
tekanan gas asetilen dalam tabung
tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan
disimpan tercampur dengan aseton.
Tabung asetilen diisi dengan bahan
pengisi berpori yang jenuh dengan
aseton, kemudian diisi dengan gas
asetilen. Tabung jenis ini mampu
menampung gas asetilen bertekanan
sampai 1,7 MPa.
Prisip dari pengelasan ini tidak
terlalu rumit. Hanya dengan
mengatur besarnya gas asetilen dan
oksigen, kemudian ujungnya
didekatkan dengan nyala api maka
akan timbul nyala api. Tetapi
besarnya gas asetilen dan oksigen
harus diatur sedemikian rupa
dengan memutar pengatur tekanan
sedikit demi sedikit. Apabila gas
asetilen saja yang dihidupkan maka
nyala apinya berupa nyala biasa
dengan mengeluarkan jelaga.
Apabila gas asetilennya terlalu sedikit
yang diputar, maka las tidak akan
menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas
per jam dari sebuah silinder asetilen
tidak boleh lebih besar dari 20%
(seperlima) dari isinya, agar gas
aseton bisa dialirkan (silinder asetilen
haruslah selalu tegak lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las
oksi-asetilen dapat berubah
bergantung pada perbandingan
antara gas oksigen dan gas
asetilennya. Ada tiga macam nyala
api dalam las oksi-asetilen seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah :
a. Nyala asetilen lebih (nyala
karburasi)
Bila terlalu banyak perbandingan gas
asetilen yang digunakan maka di
antara kerucut dalam dan kerucut
luar akan timbul kerucut nyala baru
berwarna biru. Di antara kerucut
yang menyala dan selubung luar
akan terdapat kerucut antara yang
berwarna keputih-putihan, yang
panjangnya ditentukan oleh jumlah
kelebihan asetilen. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya karburisasi
pada logam cair. Nyala ini banyak
digunakan dalam pengelasan logam
monel, nikel, berbagai jenis baja dan
bermacam-macam bahan
pengerasan permukaan non-ferous.
b. Nyala oksigen lebih (nyala
oksidasi)
Bila gas oksigen lebih daripada yang
dibutuhkan untuk menghasilkan
nyala netral maka nyala api menjadi
pendek dan warna kerucut dalam
berubah menjadi ungu. Nyala ini
akan menyebabkan terjadinya proses
oksidasi atau dekarburisasi pada
logam cair. Nyala yang bersifat
oksidasi ini harus digunakan dalam
pengelasan fusion dari kuningan dan
perunggu namun tidak dianjurkan
untuk pengelasan lainnya.
c. Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan
antara oksigen dan asetilen sekitar
satu. Nyala terdiri atas kerucut
dalam yang berwarna putih bersinar
dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan
nyala ini berasal dari udara. Suhu
maksimum setinggi 3300 sampai
3500 oC tercapai pada ujung nyala
kerucut.
Karena sifatnya yang dapat merubah
komposisi logam cair maka nyala
asetilen berlebih dan nyala oksigen
berlebih tidak dapat digunakan
untuk mengelas baja.Suhu Pada
ujung kerucut dalam kira-kira 3000°
C dan di tengah kerucut luar kira-
kira 2500° C.
Pada posisi pengelasan dengan oksi
asetilen arah gerak pengelasan dan
posisi kemiringan pembakar dapat
mempengaruhi kecepatan dan
kualitas las. Dalam teknik pengelasan
dikenal beberapa cara yaitu :
a. Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah
proses pengelasan yang dilakukan di
bawah tangan dan benda kerja
terletak di atas bidang datar. Sudut
ujung pembakar (brander) terletak
diantara 60° dan kawat pengisi (filler
rod) dimiringkan dengan sudut
antara 30° - 40° dengan benda kerja.
Kedudukan ujung pembakar ke
sudut sambungan dengan jarak 2 – 3
mm agar terjadi panas maksimal
pada sambungan. Pada sambungan
sudut luar, nyala diarahkan ke
tengah sambungan dan gerakannya
adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri
tegak sedangkan pengelasan
dilakukan dengan arah mendatar
sehingga cairan las cenderung
mengalir ke bawah, untuk itu
ayunan brander sebaiknya sekecil
mungkin. Kedudukan brander
terhadap benda kerja menyudut 70°
dan miring kira-kira 10° di bawah
garis mendatar, sedangkan kawat
pengisi dimiringkan pada sudut 10°
di atas garis mendatar.
c. Pengelasan tegak (vertikal)
Pada pengelasan dengan posisi
tegak, arah pengelasan berlangsung
ke atas atau ke bawah. Kawat pengisi
ditempatkan antara nyala api dan
tempat sambungan yang bersudut
45°-60° dan sudut brander sebesar
80°.
d. Pengelasan di atas kepala (over
head)
Pengelasan dengan posisi ini adalah
yang paling sulit dibandingkan
dengan posisi lainnya dimana benda
kerja berada di atas kepala dan
pengelasan dilakukan dari bawahnya.
Pada pengelasan posisi ini sudut
brander dimiringkan 10° dari garis
vertikal sedangkan kawat pengisi
berada di belakangnya bersudut
45°-60°.
e. Pengelasan dengan arah ke kiri
(maju)
Cara pengelasan ini paling banyak
digunakan dimana nyala api
diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60° dan kawat las
30° terhadap benda kerja sedangkan
sudut melintangnya tegak lurus
terhadap arah pengelasan. Cara ini
banyak digunakan karena cara
pengelasannya mudah dan tidak
membutuhkan posisi yang sulit saat
mengelas.
f. Pengelasan dengan arah ke kanan
(mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya
kebalikan daripada arah pengelasan
ke kiri. Pengelasan dengan cara ini
diperlukan untuk pengelasan baja
yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
Keuntungan dan kegunaan
pengelasan oksi-asetilen sangat
banyak, antara lain :
Peralatan relatif murah dan
memerlukan pemeliharaan minimal/
sedikit.
Cara penggunaannya sangat mudah,
tidak memerlukan teknik-teknik
pengelasan yang tinggi sehingga
mudah untuk dipelajari.
Mudah dibawa dan dapat digunakan
di lapangan maupun di pabrik atau
di bengkel-bengkel karena
peralatannya kecil dan sederhana.
Dengan teknik pengelasan yang
tepat hampir semua jenis logam
dapat dilas dan alat ini dapat
digunakan untuk pemotongan
maupun penyambungan.
a.Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan
campuran gas oksigen dengan gas
asetilen. Suhunyalanya bisa
mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan
atau tanpa logam pengisi.Gas
asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi
kalsium karbida dengan air
denganreaksi sebagai
berikut :C2H2+2 H2O Ca(OH)
2+C2H2

PENGERTIAN LAS MIG

PERLENGKAPAN LAS MIG



b167c9c16a55139c0186e8199.jpg

t.jpg

c360-2014-02-14-09-40-25.jpg


Las Logam Gas Mulia ( Las MIG )
Dalam las logam mulia, kawat las
pengisi yang juga berfungsi sebagai
elektroda diumpan secara terus
menerus, busur listrik terjadi antara
kawat pengisi dan logam induk, gas
pelindung yang digunakan adalah
gas argon, helium atau campuran
keduanya, untuk memantapkan
busur kadang-kadang ditambahkan
O2 antara 2 sampai 5% atau CO2
antara 5 sampai 20%. Dalam banyak
hal penggunaan las MIG sangat
menguntungkan, hal ini disebabkan
karena sifat-sifatnya yang baik,
misalnya :

1. Karena konsentrasi busur yang
tinggi, maka busurnya sangat
mantap dan percikannya sedikit
sehingga memudahkan operasi
pengelasan.

2. Karena dapat menggunakan arus
yang tinggi maka kecepatannya juga
sangat tinggi, sehingga efesiensinya
sangat baik.

3. Terak yang terbentuk tidak
banyak.

4. Ketangguhan dan elastisitas,
kekedapan udara, ketidak pekaan
terhadap retak dan sifat-sifat lainnya
lebih baik daripada yang dihasilkan
dengan cara pengelasan yang lain.
Karena hal-hal tersebut diatas, maka
las MIG banyak sekali digunakan
dalam praktek teutam untuk
pengelasan baja-baja kualitas tinggi
seperti baja tahan karat, baja kuat
dan logam-logam bukan baja yang
tidak dapat dilas dengan cara lain,
keadaan busur dalam las MIG
dimana terlihat ujung elektroda
yang selalu runcing, hal ini yang
menyebabkan butir-butir logam cair
menjadi halus dan pemindahannya
berlangsung dengan cepat seakan-
akan disemburkan.


Pemindahan sembur pada las MIG
Terjadinya penyeburan logam cair
disebabkan oleh beberapa hal,
antara lai polaritas listrik dan arus
listrik. Dalam las MIG biasanya
digunakan listrik arus searah dengan
tegangan tetap sebagai sumber
tenaga, dengan sumber tenaga ini
biasanya penyeburan terjadi bila
polaritasnya adalah polaritas balik,
disamping polaritas ternyata bahwa
besar arus juga memegang peranan
penting, bila arus melebihi suatu
harga tertentu yang disebut harga
kritik barulah terjadi pemindahan
sembur, besarnya arus kritik
tergantung dari pada bahan kawat
las, garis tengah kawat dan jenis gas
pelindungnya, bila diameternya
mengecil, besarnya arus kritik yang
diperlukan juga menurun.
Penambahan gas CO2 kedalam gas
argon akan menaikan besarnya arus
listrik.


Karena busur dalam las MIG
konsentrasinya tinggi maka jelas
bahwa penetrasinya sangat dalam
ditempat busur dan segera
mendanggkal pada sekitarnya, hal ini
perlu diperhatikanoleh juru las agar
jangan sampai terjadi penetrasi
dangkal pada daerah sambungan,
gas CO2 juga mempengaruhi
dalamnya penetrasi, bial gas ini
dicampurkan ke dalam gas argon,
maka penetrasi pada tempat busur
berkurang tetapi penetrasi
disekitarnya makin dalam, apabila
gas CO2 murni yang digunakan
sebagai pelindung maka
penetrasinya pada seluruh daerah
busur menjadi dalam.
Pengaruh gas pelindung terhadap
penetrasi
Kawat pengisi dalam las MIG
biasanya diumpankan secara
otomatis, sedangkan alat
pembakarnya digerakan dengan
tangan, dengan ini tercipta suatu
alat las semi otomatis dimana
konstruksinya seperti pada gambar
dibawah, kadang-kadang las MIG
juga dilaksanakan secara otomatis
penuh, dimana alat pembakarnya
ditempatkan pada suatu dudukan
yang berjalan.

terimakasih.


mungkin anda perlukan:




PENGERTIAN LAS BUSUR MANUAL

tp.jpg

Las busur listrik adalah salah satu
cara menyambung logam dengan
jalan menggunakan nyala busur
listrik yang diarahkan ke permukaan
logam yang akan disambung. Pada
bagian yang terkena busur listrik
tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan
busur listrik akan mencair pada
ujungnya dan merambat terus
sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari
sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi
celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku
dan tersambunglah kedua logam
tersebut.
Mesin las busur listrik dapat
mengalirkan arus listrik cukup besar
tetapi dengan tegangan yang aman
(kurang dari 45 volt). Busur listrik
yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi
sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus
listrik dapat diatur sesuai dengan
keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi
oleh panas yang ditimbulkan oleh
busur listrik yang terjadi antara
benda kerja dan elektroda. Elektroda
atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan
pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi
kontak antara elektroda dan benda
kerja sehingga terjadi aliran arus,
kemudian dengan memisahkan
penghantar timbullah busur. Energi
listrik diubah menjadi energi panas
dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu
elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda
polos terbatas penggunaannya,
antara lain untuk besi tempa dan
baja lunak. Biasanya digunakan
polaritas langsung. Mutu pengelasan
dapat ditingkatkan dengan
memberikan lapisan fluks yang tipis
pada kawat las. Fluks membantu
melarutkan dan mencegah
terbentuknya oksida-oksida yang
tidak diinginkan. Tetapi kawat las
berlapis merupakan jenis yang
paling banyak digunakan dalam
berbagai pengelasan komersil
A. Pembentukan busur listrik proses
penyulutan
1. Pembentukan Busur Listrik
Pada pembentukan busur listrik
elektroda keluar dari kutub negatif
(katoda) dan mengalir dengan
kecepatan tinggi ke kutub positif
(anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel
positif (ion positif) ke kutub negatif.
Melalui proses ini ruang udara
diantara anoda dan katoda (benda
kerja dan elektroda) dibuat untuk
menghantar arus listrik
(diionisasikan) dan dimungkinkan
pembentukan busur listrik. Sebagai
arah arus berlaku arah gerakan ion-
ion positif. Jika elektroda misalnya
dihubungkan dengan kutub negatif
sumber arus searah, maka arah
arusnya dari benda kerja ke
elektroda. Setelah arus elektroda
didekatkan pada lokasi jalur
sambungan disentuhkan dan
diangkat kembali pada jarak yang
pendek (garis tengah elektroda).
kawat intiØ
selubung elektrodaØ
busur listrikØ
pemindahan logamØ
gas pelindungØ
terakØ
kampuh lasØ
Dengan penyentuhan singkat
elektroda logam pada bagian benda
kerja yang akan dilas,berlangsung
hubungan singkat didalam rangkaian
arus pengelasan, suatu arus listrik
yang kekuatannya tinggi mengalir,
yang setelah pengangkatan
elektroda itu dari benda kerja
menembus celah udara, membentuk
busur cahaya diantara elektroda
dengan benda kerja, dan dengan
demikian tetap mengalir.Suhu busur
cahaya yang demikian tinggi akan
segera melelehkan ujung elektroda
dan lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat
partikel elektroda menetes, mengisi
penuh celah sambungan las dan
membentuk kepompong las. Proses
pengelasan itu sendiri terdiri atas
hubungan singkat yang terjadi
sangat cepat akibat pelelehan
elektroda yang terus menerus
menetes.
2. Proses penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda
didekatkan pada lokasi jalur
sambungan disentuhkan sebentar
dan diangkat kembali pada jarak
yang pendek (garis tengah
elektroda).
3. MenyalaKan busur listrik
Penyalaan busur listrik dapat di
lakukan dengan menghubungkan
singkat ujung elektroda dengan
logam induk (yang akan dilas) dan
segera memisahkan lagi pada jarak
yang pendek, hal tersebut dapat
dilakukan dengan 2 cara seperti
pada gambar di bawah ini :
Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan :
Ø Jika busur nyala terjadi, tahan
sehingga jarak ujung elektroda ke
logam induk besarnya sama dengan
diameter dari penampang elektroda
dan geser posisinya ke sisi logam
induk.
Perbesar jarak tersebut(perpanjang
nyala busur) menjadi dua kalinya
untuk memanaskan logam induk.Ø
Kalau logam induk telah sebagian
mencair, jarak elektroda dibuat sama
dengan garis tengah penampang
tadi.Ø
4. Memadamkan busur listrik
Cara pemadaman busur listrik
mempunyai pengaruh terhadap
mutu penyambungan maniklas.
Untuk mendapatkan sambungan
maniklas yang baik sebelum
elektroda dijauhkan dari logam
induk sebaiknya panjang busur
dikurangi lebih dahulu dan baru
kemudian elektroda dijauhkan
dengan arah agak miring.
Pemadaman busur sebaiknya tidak
dilakukan ditengah-tengah kawah las
tetapi agak berputar sedikit
Gerakan Elektroda.
Macam-macam gerakan elektroda :
1. Gerakan arah turun sepanjang
sumbu elektroda. Gerakan ini
dilakukan untuk mengatur jarak
busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda.
Gerakan ini diperlukan untuk
mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las
yang kecil, sedangkan ayunan
kebawah menghasilkan jalur las yang
lebar. Penembusan las pada ayunan
keatas lebih dangkal daripada
ayunan kehawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis
elektroda Hydrogen rendah untuk
mendapatkan penembusan las yang
baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan
diperlihatkan pada gambar dibawah
ini. Titik-titik pada ujung ayunan
menyatakan agar gerakan las
berhenti sejenak pada tempat
tersebut untuk memberi
kesempatan pada cairan las untuk
mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan
dengan gerekan ayun tidak sebaik
dengan gerakan lurus elektroda.
Waktu yang diperlukan untuk
gerakan ayun lebih lama, sehingga
dapat menimbulkan pemuaian atau
perubahan bentuk dari bahan dasar.
Dengan alasan ini maka penggunaan
gerakan ayun harus memperhatikan
tebal bahan dasar.

Rabu, 04 September 2013

TEKNIK PENGELASAN SMKN 1 BEKASI

c360-2014-02-14-09-38-47.jpg

img-20140314-095110.jpg


c360-2014-02-14-09-40-25.jpg

Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan cara peleburan logam induk dan logam pengisi dengan menggunakan kalor yang di hasilkan dari busur listrik atau nyala api gas. Pengelasan di SMKN 1 Bekasi merupakan baru dan minat yg kecil dari pendaftar, namun tanpa murid-murid SMP ketahui Teknik Pengelasan adalah minat terbesar industri. Sehingga walaupun baru jurusan las ini dapat di banggakan oleh para guru-guru produktif,normatif, maupun adaptif di SMKN 1 Bekasi. Pengelasan itu tidak mudah, karena kita di tuntut untuk menggunakan intuisi dan nilai-nilai perasaan yang tinggi, sehingga yang di butuhkan adalah jam terbang yang tinggi dan keahlian+keterampilan yang mencukupi(seperti berkendara speda).
Sangat di sayangkan SDM Pengelasan di SMKN 1 Kota Bekasi baru sampai tingkat 3G. Semoga saja siswa/i angkatan mendatang dapat mencapai posisi 6G Pipa dengan baik. Amin. :)

Selasa, 03 September 2013

WELDING DEPARTMENT SMKN 1 KOTA BEKASI

img-20140314-095110.jpg

c360-2014-02-13-10-27-35.jpg

c360-2014-03-20-10-46-07.jpg

c360-2014-02-13-10-20-36.jpg

c360-2014-02-14-09-40-25.jpg

c360-2014-02-14-09-38-47.jpg


Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan cara peleburan logam induk dan logam pengisi dengan menggunakan kalor yang di hasilkan dari busur listrik atau nyala api gas.
di smkn 1 kota bekasi pengelasan adalah maskotnya karena di smkn1 ini satu-satunya jurusan las di kota bekasi, dan dengan peminat industri terbesar. Se-Hingga walaupun muda jurusan las ini sangat di banggakan oleh para guru-guru produktif,normatif, maupun adaptif di smkn1 . karena di pengelasan di utamakan intuisi dan nilai-nilai perasaan yang tinggi sehingga yang di butuhkan adalah jam terbang yang tinggi dan keahlian+keterampilan yang mencukupi, namun sayang SDM pengelasan dari smkn1 kota bekasi baru sampai tingkat 3G.

JURUSAN TEKNIK PENGELASAN SMKN 1 KOTA BEKASI

c360-2014-02-14-09-38-47.jpg

img-20140314-095110.jpg


c360-2014-02-14-09-40-25.jpg

Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan cara peleburan logam induk dan logam pengisi dengan menggunakan kalor yang di hasilkan dari busur listrik atau nyala api gas. Pengelasan di SMKN 1 Bekasi merupakan baru dan minat yg kecil dari pendaftar, namun tanpa murid-murid SMP ketahui Teknik Pengelasan adalah minat terbesar industri. Sehingga walaupun baru jurusan las ini dapat di banggakan oleh para guru-guru produktif,normatif, maupun adaptif di SMKN 1 Bekasi. Pengelasan itu tidak mudah, karena kita di tuntut untuk menggunakan intuisi dan nilai-nilai perasaan yang tinggi, sehingga yang di butuhkan adalah jam terbang yang tinggi dan keahlian+keterampilan yang mencukupi(seperti berkendara speda).
Sangat di sayangkan SDM Pengelasan di SMKN 1 Kota Bekasi baru sampai tingkat 3G. Semoga saja siswa/i angkatan mendatang dapat mencapai posisi 6G Pipa dengan baik. Amin. :)