Tampilkan postingan dengan label 3. Produktif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 3. Produktif. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Juni 2015

SMKN 1 BEKASI DAPAT BOCORAN UN

manami-oku-bb6-500x330.jpg

BEKASI - Hari senin sampai kamis, 13-16 April 2015 adalah hari yang menegangkan bagi seluruh siswa kelas tiga SMA/SMK sederajat di seluruh Indonesia karena akan menghadapi yang nanmanya "Ujian Nasional". Namun siswa/i SMKN 1 BEKASI merasa tenang dan bisa mengerjakan soal dengan mudah tanpa hambatan apapun. Yaappp tentu saja itu semua karena ada guru(ibu x) yang memberikan bocoran kunci sukses menghadapi UN untuk semua jurusan dan semua mata pelajaran secara cuma2,
Yaampun ada seorang guru yg berbuat curang, mungkin itu semua karena takutnya anak didiknya mendapat nilai buruk,
tenang saja kunci jawaban UN ini akan saya bagikan gratis lho buat rekan2 yang sedang/akan menghadapi UN.
Langsung saja simak, ini dia kunci jawabannya:

1. "Doa" Yaaapp,, ini merupakan kunci jawaban PALING mujarab untuk semua orang. Tanpa berdoa diri kita pribadi tdk akan siap menghadapi un. Semua anak yang ingin sukses UN harus banyak-banyak berdoa.

2. "Minta maaf kpda orang tua dan minta doa restu orang tua". Ini lebih mujarab di banding rekan2 belajar 3 tahun tanpa jeda. Ridhonya seorang ibu adalah Ridhonya Allah.

3. "Penghapus" ini juga penentu tidk mungkin kita mengerjakan soal-soal UN tanpa penghapus. Namun jika rekan2 tidak punya tidak apa, minjan saja sama teman sebelah.

3. "Pensil", Barang ini kecil tapi jangan coba2 UN Tidak bawa pensil.. Coba saja isi LJK pakai spidol, pensil warna, atau pulpen.

4. "Papan" Bukan papan catur, atau papan karambol. Papan yang dimaksud disini adalah papan untuk meletakan LJK supaya aman jikalau meja di sekolah kalian bolong-bolong.

5. "Kartu Ujian", Ini juga penting tpi jika ini berat2in tas rekan2 lebih baik di taruh di rumah saja ;).

6. "Rautan", pengalaman pribadi penulis rautan sangat penting saat UN, karena pensil cepat aus saat kita bulat2kan LJK. Tapi jika malas untuk membawa tidak apa2 pinjam saja pada teman.

Sekian tips kunci jawaban UN untuk temen2, semoga ulasan ini dapat mengurangi kecurangan saat UJIAN NASIONAL.. Amin Terimakasih :)

Senin, 26 Mei 2014

Pengertian Las Argon (GTAW/TIG)

PENGERTIAN LAS ARGON GTAW / TIG



tig-pulsed-great.gif
Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.

Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.

tig.png

Teknik pengelasan dengan las argon tergolong baru dalam dunia welding. Teknik ini tergolong dalam TIG Welding (Tungsten Inert Gas) yaitu proses pencampuran bersama logam reaktif seperti magnesium dan aluminium. Untuk mengoperasikannya butuh panas stabil. Titik didihnya lebih dari 3.000 derajat celcius. Ini yang menjadikan molekul besi bisa menyatu dan hasil lasnya lebih rata.
Jenis gas pelindung biasanya digunakan untuk las TIG adalah argon , helium , atau kombinasi keduanya. Jika digabungkan, kedua gas dapat menjamin kecepatan pengelasan yang lebih tinggi dan penetrasi pengelasan. Argon paling banyak digunakan dalam pengelasan TIG karena argon lebih berat daripada udara dan menyediakan cakupan yang lebih baik pada saat pengelasan.
Teknik pengelasan argon sering dianggap paling sulit dari semua proses pengelasan umum yang digunakan dalam industri. Karena tukang las harus mempertahankan panjang busur pendek/pakan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencegah kontak antara elektroda dan benda kerja.

Perbedaannya dengan teknik pengelasan lain


Sumber api , menggunakan sumber api yang berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo (inverter). Pada pengelasan karbit maka sumber apinya adalah gas yang dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las acetilin, gas acetilin digunakan sebagai bahan bakar untuk membuat sumber api.
Sinar las, welder/operator las pada las argon wajib hukumnya pake kedok/masker safety pada saat melakukan pengelasan, ini disebabkan sinar yang dipantulkan oleh sumber api listrik sangat terang, makanya digunakan masker yang dilengkapi kaca hitam yang dirancang untuk mengurangi silau pada mata, supaya cairan logam bisa terlihat jelas supaya bisa diarahkan. Tanpa menggunakan masker las mustahil mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai standar, yang ada mata kamu akan menjadi bengkak dan berair, serta terasa pedih.
Alasan penggunaan
Bersih dibanding pengelasan acetilin, las karbit maupun elektroda, karena gas argon yang digunakan untuk mendukung proses pengelasan hampir nggak ada polusi, hanya mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan pada material yang dilas hasil pengelasan pun bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan percikan logam maupun kerak.
Rapih dan teliti, hasil pengelasan sangat mungkin rapi dan teliti, bisa menjangkau posisi sempit tanpa mengorbankan tampilan/perfomace, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan 50mm atau lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi. 


Untuk pengelasan stainless steel (SS), ini mungkin akan jadi alasan utama, karena las acetilin dan karbit tidak bisa digunakan buat ngelas SS, sedangkan las elektroda/stick masih bisa digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih, itupun masih meninggalkan percikan yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik.





perlengkapan las TIG

perlengkapan las TIG

tig-torch-accs.jpg
PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PROSES LAS TIG

Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana
busur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda tak
terumpan) dengan benda kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi
oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan
udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung dari
bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas.
Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas tungsten
adalah:
1. Mesin
Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang
digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau
DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.
2. Tabung gas lindung
adalah tabung tempat penyimpanan gas
lindung seperti argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas gas
tungsten.
3. Regulator gas lindung
adalah adalah pengatur tekanan gas yang
akan digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini
biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.
4. Flowmeter untuk gas
dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung
yang dipakai di dalam pengelasan gas tungsten.
5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya
berfungsi sebagai penghubung
gas dari tabung menuju pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat
berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las dan dari mesin
las menuju pembakar las.
6. Kabel elektroda dan selang
berfungsi menghantarkan arus dari
mesin las menuju stang las, begitu juga aliran gas dari mesin las menuju
stang las.
Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja.

7. Stang las (welding torch)
berfungsi untuk menyatukan sistem las
yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama
dilakukan proses pengelasan.

8. Elektroda tungsten

berfungsi sebagai pembangkit busur nyala
selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai
bahan tambah.

9. Kawat las
berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las
jika bahan dasar yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati
cair.

10.Assesories
pilihan dapat berupa sistem pendinginan air
untuk pekerjaan pengelasan berat, rheostat kaki, dan
pengatur waktu busur.




PERALATAN LAS BUSUR MANUAL

PERALATAN LAS BUSUR MANUAL


img-20140314-095110.jpg

Peralatan las busur manual terdiri dari peralatan utama, peralatan bantu serta keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk dapat melakukan proses pengelasan dengan baik, maka peralatan tersebut perlu dilengkapi.

Peralatan utama adalah alat-alat yang berhubungan langsung dengan proses pengelasan; sehingga dengan tidak adanya salah satu dari peralatan tersebut, maka pengelasan tidak dapat dilakukan. Yang termasuk peralatan utama antara lain adalah : mesin las, kabel las, tang las ( holder ) dan klem masa.
Adapun peralatan bantu, keselamatan dan kesehatan kerja antara lain meliputi : kedok (helm) las, palu terak (chipping hammer), sikat baja dan tang penjepit (smit tang ).
Sedang untuk kegiatan pelatihan atau produksi yang rutin/ tetap dapat dilengkapi dengan meja las dan tabir penghalang dan sistem pengisap asap/ debu, dll. Berikut ini adalah gambar/ ilustrasi sebuah ruang las beserta kelengkapannya 

instalasi+busur+manual.png




1. Mesin Las Listrik Busur Manual 
Mesin las busur manual secara garis besarnya dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus searah (Direct Current / DC Welding Machine) Mesin las AC sebenarnya adalah transpormator penurun tegangan. Transformator (trafo mesin las) adalah alat yang dapat merubah tegangan yang keluar dari mesin las, yakni dari 110 Volt, 220 Volt, atau 380 Volt menjadi berkisar antara 45 – 80 Volt dengan arus (Amper) yang tinggi.Mesin las DC mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo las ( AC ) yang kemudian diubah menjadi arus searah atau dari generator arus searah yang digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel sehingga cocok untuk pekerjaan lapangan atau untuk bengkel-bengkel kecil yang tidak mempunyai jaringan listrik. Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas, menarik, atau menekan, tergantung pada konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnit bergeser naik-turun pada transformator. Pada mesin las arus bolak-balik,
kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
dibawah adalah sirkuit las AC dan DC

las+dc.png

 
2. Kabel Las 
Pada mesin las terdapat kabel primer ( primary power cable ) dan kabel sekunder atau kabel las ( welding cable ).Kabel primer ialah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat sebagai hubungan masa tanah dari mesin las.Kabel sekunder ialah kabel-kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari dua buah kabel yang masing-masing dihubungkan dengan penjepit ( tang ) elektroda dan penjepit ( holder ) benda kerja. Inti kabel terdiri dari kawat-kawat yang halus dan banyak jumlahnya serta dilengkapi dengan isolasi. Kabel-kabel sekunder ini tidak boleh kaku , harus mudah ditekuk/digulung. Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan kapasitas arus maksimum dari pada mesin las. Makin kecil diameter kabel atau makin panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel akan naik, sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek maka hambatan akan rendah.  

kabel+las.png
Pada ujung kabel las biasanya dipasang sepatu kabel untuk pengikatan kabel pada terminal mesin las dan pada penjepit elektroda  maupun pada penjepit masa


 

3. Tang Las 
Elektroda dijepit dengan tang las ( elektroda ). Tang las dibuat dari bahan kuningan atau tembaga dan dibungkus dengan bahan yang berisolasi yang tahan terhadap panas dan arus listrik, seperti ebonit. Mulut penjepit hendaknya selalu bersih dan kencang ikatannya agar hambatan arus yang terjadi sekecil mungkin.  

tang.png
 
4. Klem masa
Untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja atau meja kerja digunakan penjepit/ klem masa. bahan penjepit / klem sebaiknya sama dengan tang elektroda. Klem ini harus mampu menjepit benda kerja atau meja kerja dengan baik agar arus dari mesin las tidak tersendat.

klem+masa.png













Mesin las / tranformator las

Mesin las busur manual/pesawat las/tranformator las

c360-2014-02-14-09-40-25.jpg
Mesin las busur manual secara garis besar dibagi menjadi 2 golongan, yaitu mesin las busur bolak-balik (alternating current atau AC welding machine) dan mesin las arus searah (direct current atau DC welding machine).
Mesin las AC sebenarnya adalah transformator penurun tegangan. Transformator / trafo mesin las adalah alat yang dapat merubah tegangan yang keluar dari mesin las yakni dari 110 volt, 220 volt atau 380 volt menjadi berkisar antara 45 – 80 volt dengan arus (ampere) yang tinggi.
c360-2014-02-14-09-38-47.jpg
Mesin las DC memperoleh sumber tenaga listrik dari trafo las AC yang kemudian dirubah menjadi arus searah atau dari generator arus searah yang digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel sehingga cocok untuk pekerjaan lapangan atau bengkel-bengkel kecil yang tidak memiliki jaringan listrik. Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas. Menarik atau menekan, tergantung dari konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnit bergeser naik turun pada transformator. Pada mesin las arus bolak balik, kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan panas yang terjadi pada busur nyala. Pertukaran ini berpengaruh pada distribusi panas yang terjadi pada benda kerja dan elektroda, penetrasi yang terjadi pada pengelasan, jenis polaritas yang terjadi dan penggunaan jenis elektroda untuk tujuan-tujuan tertentu.


travo.jpg

Pengertian Las Busur Manual (SMAW/MMAW)

PENGERTIAN LAS BUSUR MANUAL SMAW/MMAW

beautiful-woman-welder-sm.jpg

c360-2014-02-14-09-38-47.jpg

c360-2014-02-13-10-27-35.jpg

img-20140314-095110.jpg

Pengelasan
dengan SMAW Shield Metal Arc Welding (Las Busur Manual) atau disebut
juga MMAW (Manual Metal Arc Welding) digunakan arus listrik sampai 600
Ampere dan busur nyala listrik itu menimbulkan panas yang tinggi (+-
6.300 derajat Celsius) yang mampu mencairkan logam yang dilas tersebut
dan bersama dengan itu, loncatan busur yang terdiri dari tetesan logam
elekroda akan berfungsi/bersatu dengan benda kerja, dan membentuk suatu
kampuh, di mana kampuh las itu akan dilindungi oleh kerak yang
ditimbulkan oleh coating/pembungkus elektroda yang mencair bersama-sama
logam pengisinya. Koating memiliki berat jenis yang lebih rendah dari
logam, maka cairan coating tersebut akan mengembang di atas kampuh las
sehingga membentuk terak.
Manual Metal Arc Welding dapat juga diartikan sebagai suatu proses
pengelasan yang panasnya diperoleh dari busur nyala listrik dengan
menggunakan elektroda yang berselaput. Elektroda berselaput ini
berfungsi sebagai bahan pengisi dan memberi perlindungan terhadap
kontaminasi admosfir. Elektroda mencairkan logam dasar dan membentuk
terak las pada waktu bersamaan; ujung elekgtroda mencair dan bercampur
dengan bahan yang dilas.


Las busur manual termasuk salah satu proses las yang paling banyak
digunakan dalam proses manufaktur dan perbaikan barang-barang mekanik
dan konstruksi. Las busur manual ini tidak seefisien las semi otomatis
yang lain, karena memerlukan wantu untuk mengganti elektroda dan harus
membersihkan terak, akan tetapi peralatan lebih murah, lebih mudah
mengoperasikan dan hanya memerlukan pemeliharaan sederhana.
Las busur manual dapat digunakan untuk posisi yang berbeda dan dapat
digunakan di bengkel atau lapangan, sehingga banyak digunakan pada
pekerjaan keteknikan, mulai dari yang ringan sampai berat. Misalnya
untuk saluran, bejana bertekanan dan rangka baja untuk konstruksi
bangunan serta industri alat berat dan perkapalan.




Sabtu, 07 September 2013

LAS ASETILIN ATAU LAS KARBIT

Las karbit asetilin
Pengelasan dengan oksi – asetilin
adalah proses pengelasan secara
manual dengan pemanasan
permukaan logam yang akan dilas
atau disambung sampai mencair
oleh nyala gasasetilin melalui
pembakaran C2H2 dengan gas O2
dengan atau tanpa logam pengisi.
Proses penyambungan dapat
dilakukan dengan tekanan (ditekan),
sangat tinggi sehingga
dapatmencairkan logam.
Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah
salah satu perkakas perbengkelan
yang sering
ditemui.Pengoperasiannya yang
cukup mudah membuatnya sering
digunakan untuk menghubungkan
dualogam atau welding.Secara
umum, perkakas las asetilen adalah
alat penyambung logam melalui
proses pelelehan logam dengan
menggunakan energi panas hasil
pembakaran campuran gas asetilin
dangas oksigen.Perangkat
perbengkelan las karbit digunakan
untuk memotong dan menyambung
benda kerja yang terbuat dari logam
(plat besi, pipa dan poros)
Pengelasan dengan gas dilakukan
dengan membakar bahan bakar gas
yang dicampur dengan oksigen (O2)
sehingga menimbulkan nyala api
dengan suhu tinggi (3000o) yang
mampu mencairkan logam induk
dan logam pengisinya. Jenis bahan
bakar gas yang digunakan asetilen,
propan atau hidrogen, sehingga cara
pengelasan ini dinamakan las oksi-
asetilen atau dikenal dengan nama
las karbit.
Nyala asetilen diperoleh dari nyala
gas campuran oksigen dan asetilen
yang digunakan untuk memanaskan
logam sampai mencapai titik cair
logam induk. Pengelasan dapat
dilakukan dengan atau tanpa logam
pengisi.
Oksigen diperoleh dari proses
elektrolisa atau proses pencairan
udara. Oksigen komersil umumnya
berasal dari proses pencairan udara
dimana oksigen dipisahkan dari
nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam
silinder baja pada tekanan 14 MPa.
Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari
reaksi kalsium karbida dengan air.
Gelembung-gelembung gas naik dan
endapan yang terjadi adalah kapur
tohor. Reaksi yang terjadi dalam
tabung asetilen adalah :
CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2
kalsium karbida air tohor Kapur gas
asetilen
Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2
menghasilkan kurang lebih 300 liter
asetilen. Sifat dari asetilen (C2H2)
yang merupakan gas bahan bakar
adalah tidak berwarna, tidak
beracun, berbau, lebih ringan dari
udara, cenderung untuk
memisahkan diri bila terjadi kenaikan
tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar
dan 350° C), dapat larut dalam
massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu,
berwarna kelabu dan terbentuk
sebagai hasil reaksi antara kalsium
dan batu bara dalam dapur listrik.
Hasil reaksi ini kemudian digerus,
dipilih dan disimpan dalam drum
baja yang tertutup rapat. Gas
asetilen dapat diperoleh dari
generator asetilen yang
menghasilkan gas asetilen dengan
mencampurkan karbid dengan air
atau kini dapat dibeli dalam tabung-
tabung gas siap pakai. Agar aman
tekanan gas asetilen dalam tabung
tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan
disimpan tercampur dengan aseton.
Tabung asetilen diisi dengan bahan
pengisi berpori yang jenuh dengan
aseton, kemudian diisi dengan gas
asetilen. Tabung jenis ini mampu
menampung gas asetilen bertekanan
sampai 1,7 MPa.
Prisip dari pengelasan ini tidak
terlalu rumit. Hanya dengan
mengatur besarnya gas asetilen dan
oksigen, kemudian ujungnya
didekatkan dengan nyala api maka
akan timbul nyala api. Tetapi
besarnya gas asetilen dan oksigen
harus diatur sedemikian rupa
dengan memutar pengatur tekanan
sedikit demi sedikit. Apabila gas
asetilen saja yang dihidupkan maka
nyala apinya berupa nyala biasa
dengan mengeluarkan jelaga.
Apabila gas asetilennya terlalu sedikit
yang diputar, maka las tidak akan
menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas
per jam dari sebuah silinder asetilen
tidak boleh lebih besar dari 20%
(seperlima) dari isinya, agar gas
aseton bisa dialirkan (silinder asetilen
haruslah selalu tegak lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las
oksi-asetilen dapat berubah
bergantung pada perbandingan
antara gas oksigen dan gas
asetilennya. Ada tiga macam nyala
api dalam las oksi-asetilen seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah :
a. Nyala asetilen lebih (nyala
karburasi)
Bila terlalu banyak perbandingan gas
asetilen yang digunakan maka di
antara kerucut dalam dan kerucut
luar akan timbul kerucut nyala baru
berwarna biru. Di antara kerucut
yang menyala dan selubung luar
akan terdapat kerucut antara yang
berwarna keputih-putihan, yang
panjangnya ditentukan oleh jumlah
kelebihan asetilen. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya karburisasi
pada logam cair. Nyala ini banyak
digunakan dalam pengelasan logam
monel, nikel, berbagai jenis baja dan
bermacam-macam bahan
pengerasan permukaan non-ferous.
b. Nyala oksigen lebih (nyala
oksidasi)
Bila gas oksigen lebih daripada yang
dibutuhkan untuk menghasilkan
nyala netral maka nyala api menjadi
pendek dan warna kerucut dalam
berubah menjadi ungu. Nyala ini
akan menyebabkan terjadinya proses
oksidasi atau dekarburisasi pada
logam cair. Nyala yang bersifat
oksidasi ini harus digunakan dalam
pengelasan fusion dari kuningan dan
perunggu namun tidak dianjurkan
untuk pengelasan lainnya.
c. Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan
antara oksigen dan asetilen sekitar
satu. Nyala terdiri atas kerucut
dalam yang berwarna putih bersinar
dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan
nyala ini berasal dari udara. Suhu
maksimum setinggi 3300 sampai
3500 oC tercapai pada ujung nyala
kerucut.
Karena sifatnya yang dapat merubah
komposisi logam cair maka nyala
asetilen berlebih dan nyala oksigen
berlebih tidak dapat digunakan
untuk mengelas baja.Suhu Pada
ujung kerucut dalam kira-kira 3000°
C dan di tengah kerucut luar kira-
kira 2500° C.
Pada posisi pengelasan dengan oksi
asetilen arah gerak pengelasan dan
posisi kemiringan pembakar dapat
mempengaruhi kecepatan dan
kualitas las. Dalam teknik pengelasan
dikenal beberapa cara yaitu :
a. Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah
proses pengelasan yang dilakukan di
bawah tangan dan benda kerja
terletak di atas bidang datar. Sudut
ujung pembakar (brander) terletak
diantara 60° dan kawat pengisi (filler
rod) dimiringkan dengan sudut
antara 30° - 40° dengan benda kerja.
Kedudukan ujung pembakar ke
sudut sambungan dengan jarak 2 – 3
mm agar terjadi panas maksimal
pada sambungan. Pada sambungan
sudut luar, nyala diarahkan ke
tengah sambungan dan gerakannya
adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri
tegak sedangkan pengelasan
dilakukan dengan arah mendatar
sehingga cairan las cenderung
mengalir ke bawah, untuk itu
ayunan brander sebaiknya sekecil
mungkin. Kedudukan brander
terhadap benda kerja menyudut 70°
dan miring kira-kira 10° di bawah
garis mendatar, sedangkan kawat
pengisi dimiringkan pada sudut 10°
di atas garis mendatar.
c. Pengelasan tegak (vertikal)
Pada pengelasan dengan posisi
tegak, arah pengelasan berlangsung
ke atas atau ke bawah. Kawat pengisi
ditempatkan antara nyala api dan
tempat sambungan yang bersudut
45°-60° dan sudut brander sebesar
80°.
d. Pengelasan di atas kepala (over
head)
Pengelasan dengan posisi ini adalah
yang paling sulit dibandingkan
dengan posisi lainnya dimana benda
kerja berada di atas kepala dan
pengelasan dilakukan dari bawahnya.
Pada pengelasan posisi ini sudut
brander dimiringkan 10° dari garis
vertikal sedangkan kawat pengisi
berada di belakangnya bersudut
45°-60°.
e. Pengelasan dengan arah ke kiri
(maju)
Cara pengelasan ini paling banyak
digunakan dimana nyala api
diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60° dan kawat las
30° terhadap benda kerja sedangkan
sudut melintangnya tegak lurus
terhadap arah pengelasan. Cara ini
banyak digunakan karena cara
pengelasannya mudah dan tidak
membutuhkan posisi yang sulit saat
mengelas.
f. Pengelasan dengan arah ke kanan
(mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya
kebalikan daripada arah pengelasan
ke kiri. Pengelasan dengan cara ini
diperlukan untuk pengelasan baja
yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
Keuntungan dan kegunaan
pengelasan oksi-asetilen sangat
banyak, antara lain :
Peralatan relatif murah dan
memerlukan pemeliharaan minimal/
sedikit.
Cara penggunaannya sangat mudah,
tidak memerlukan teknik-teknik
pengelasan yang tinggi sehingga
mudah untuk dipelajari.
Mudah dibawa dan dapat digunakan
di lapangan maupun di pabrik atau
di bengkel-bengkel karena
peralatannya kecil dan sederhana.
Dengan teknik pengelasan yang
tepat hampir semua jenis logam
dapat dilas dan alat ini dapat
digunakan untuk pemotongan
maupun penyambungan.
a.Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan
campuran gas oksigen dengan gas
asetilen. Suhunyalanya bisa
mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan
atau tanpa logam pengisi.Gas
asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi
kalsium karbida dengan air
denganreaksi sebagai
berikut :C2H2+2 H2O Ca(OH)
2+C2H2

PENGERTIAN LAS MIG

PERLENGKAPAN LAS MIG



b167c9c16a55139c0186e8199.jpg

t.jpg

c360-2014-02-14-09-40-25.jpg


Las Logam Gas Mulia ( Las MIG )
Dalam las logam mulia, kawat las
pengisi yang juga berfungsi sebagai
elektroda diumpan secara terus
menerus, busur listrik terjadi antara
kawat pengisi dan logam induk, gas
pelindung yang digunakan adalah
gas argon, helium atau campuran
keduanya, untuk memantapkan
busur kadang-kadang ditambahkan
O2 antara 2 sampai 5% atau CO2
antara 5 sampai 20%. Dalam banyak
hal penggunaan las MIG sangat
menguntungkan, hal ini disebabkan
karena sifat-sifatnya yang baik,
misalnya :

1. Karena konsentrasi busur yang
tinggi, maka busurnya sangat
mantap dan percikannya sedikit
sehingga memudahkan operasi
pengelasan.

2. Karena dapat menggunakan arus
yang tinggi maka kecepatannya juga
sangat tinggi, sehingga efesiensinya
sangat baik.

3. Terak yang terbentuk tidak
banyak.

4. Ketangguhan dan elastisitas,
kekedapan udara, ketidak pekaan
terhadap retak dan sifat-sifat lainnya
lebih baik daripada yang dihasilkan
dengan cara pengelasan yang lain.
Karena hal-hal tersebut diatas, maka
las MIG banyak sekali digunakan
dalam praktek teutam untuk
pengelasan baja-baja kualitas tinggi
seperti baja tahan karat, baja kuat
dan logam-logam bukan baja yang
tidak dapat dilas dengan cara lain,
keadaan busur dalam las MIG
dimana terlihat ujung elektroda
yang selalu runcing, hal ini yang
menyebabkan butir-butir logam cair
menjadi halus dan pemindahannya
berlangsung dengan cepat seakan-
akan disemburkan.


Pemindahan sembur pada las MIG
Terjadinya penyeburan logam cair
disebabkan oleh beberapa hal,
antara lai polaritas listrik dan arus
listrik. Dalam las MIG biasanya
digunakan listrik arus searah dengan
tegangan tetap sebagai sumber
tenaga, dengan sumber tenaga ini
biasanya penyeburan terjadi bila
polaritasnya adalah polaritas balik,
disamping polaritas ternyata bahwa
besar arus juga memegang peranan
penting, bila arus melebihi suatu
harga tertentu yang disebut harga
kritik barulah terjadi pemindahan
sembur, besarnya arus kritik
tergantung dari pada bahan kawat
las, garis tengah kawat dan jenis gas
pelindungnya, bila diameternya
mengecil, besarnya arus kritik yang
diperlukan juga menurun.
Penambahan gas CO2 kedalam gas
argon akan menaikan besarnya arus
listrik.


Karena busur dalam las MIG
konsentrasinya tinggi maka jelas
bahwa penetrasinya sangat dalam
ditempat busur dan segera
mendanggkal pada sekitarnya, hal ini
perlu diperhatikanoleh juru las agar
jangan sampai terjadi penetrasi
dangkal pada daerah sambungan,
gas CO2 juga mempengaruhi
dalamnya penetrasi, bial gas ini
dicampurkan ke dalam gas argon,
maka penetrasi pada tempat busur
berkurang tetapi penetrasi
disekitarnya makin dalam, apabila
gas CO2 murni yang digunakan
sebagai pelindung maka
penetrasinya pada seluruh daerah
busur menjadi dalam.
Pengaruh gas pelindung terhadap
penetrasi
Kawat pengisi dalam las MIG
biasanya diumpankan secara
otomatis, sedangkan alat
pembakarnya digerakan dengan
tangan, dengan ini tercipta suatu
alat las semi otomatis dimana
konstruksinya seperti pada gambar
dibawah, kadang-kadang las MIG
juga dilaksanakan secara otomatis
penuh, dimana alat pembakarnya
ditempatkan pada suatu dudukan
yang berjalan.

terimakasih.


mungkin anda perlukan:




PENGERTIAN LAS BUSUR MANUAL

tp.jpg

Las busur listrik adalah salah satu
cara menyambung logam dengan
jalan menggunakan nyala busur
listrik yang diarahkan ke permukaan
logam yang akan disambung. Pada
bagian yang terkena busur listrik
tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan
busur listrik akan mencair pada
ujungnya dan merambat terus
sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari
sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi
celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku
dan tersambunglah kedua logam
tersebut.
Mesin las busur listrik dapat
mengalirkan arus listrik cukup besar
tetapi dengan tegangan yang aman
(kurang dari 45 volt). Busur listrik
yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi
sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus
listrik dapat diatur sesuai dengan
keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi
oleh panas yang ditimbulkan oleh
busur listrik yang terjadi antara
benda kerja dan elektroda. Elektroda
atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan
pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi
kontak antara elektroda dan benda
kerja sehingga terjadi aliran arus,
kemudian dengan memisahkan
penghantar timbullah busur. Energi
listrik diubah menjadi energi panas
dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu
elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda
polos terbatas penggunaannya,
antara lain untuk besi tempa dan
baja lunak. Biasanya digunakan
polaritas langsung. Mutu pengelasan
dapat ditingkatkan dengan
memberikan lapisan fluks yang tipis
pada kawat las. Fluks membantu
melarutkan dan mencegah
terbentuknya oksida-oksida yang
tidak diinginkan. Tetapi kawat las
berlapis merupakan jenis yang
paling banyak digunakan dalam
berbagai pengelasan komersil
A. Pembentukan busur listrik proses
penyulutan
1. Pembentukan Busur Listrik
Pada pembentukan busur listrik
elektroda keluar dari kutub negatif
(katoda) dan mengalir dengan
kecepatan tinggi ke kutub positif
(anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel
positif (ion positif) ke kutub negatif.
Melalui proses ini ruang udara
diantara anoda dan katoda (benda
kerja dan elektroda) dibuat untuk
menghantar arus listrik
(diionisasikan) dan dimungkinkan
pembentukan busur listrik. Sebagai
arah arus berlaku arah gerakan ion-
ion positif. Jika elektroda misalnya
dihubungkan dengan kutub negatif
sumber arus searah, maka arah
arusnya dari benda kerja ke
elektroda. Setelah arus elektroda
didekatkan pada lokasi jalur
sambungan disentuhkan dan
diangkat kembali pada jarak yang
pendek (garis tengah elektroda).
kawat intiØ
selubung elektrodaØ
busur listrikØ
pemindahan logamØ
gas pelindungØ
terakØ
kampuh lasØ
Dengan penyentuhan singkat
elektroda logam pada bagian benda
kerja yang akan dilas,berlangsung
hubungan singkat didalam rangkaian
arus pengelasan, suatu arus listrik
yang kekuatannya tinggi mengalir,
yang setelah pengangkatan
elektroda itu dari benda kerja
menembus celah udara, membentuk
busur cahaya diantara elektroda
dengan benda kerja, dan dengan
demikian tetap mengalir.Suhu busur
cahaya yang demikian tinggi akan
segera melelehkan ujung elektroda
dan lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat
partikel elektroda menetes, mengisi
penuh celah sambungan las dan
membentuk kepompong las. Proses
pengelasan itu sendiri terdiri atas
hubungan singkat yang terjadi
sangat cepat akibat pelelehan
elektroda yang terus menerus
menetes.
2. Proses penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda
didekatkan pada lokasi jalur
sambungan disentuhkan sebentar
dan diangkat kembali pada jarak
yang pendek (garis tengah
elektroda).
3. MenyalaKan busur listrik
Penyalaan busur listrik dapat di
lakukan dengan menghubungkan
singkat ujung elektroda dengan
logam induk (yang akan dilas) dan
segera memisahkan lagi pada jarak
yang pendek, hal tersebut dapat
dilakukan dengan 2 cara seperti
pada gambar di bawah ini :
Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan :
Ø Jika busur nyala terjadi, tahan
sehingga jarak ujung elektroda ke
logam induk besarnya sama dengan
diameter dari penampang elektroda
dan geser posisinya ke sisi logam
induk.
Perbesar jarak tersebut(perpanjang
nyala busur) menjadi dua kalinya
untuk memanaskan logam induk.Ø
Kalau logam induk telah sebagian
mencair, jarak elektroda dibuat sama
dengan garis tengah penampang
tadi.Ø
4. Memadamkan busur listrik
Cara pemadaman busur listrik
mempunyai pengaruh terhadap
mutu penyambungan maniklas.
Untuk mendapatkan sambungan
maniklas yang baik sebelum
elektroda dijauhkan dari logam
induk sebaiknya panjang busur
dikurangi lebih dahulu dan baru
kemudian elektroda dijauhkan
dengan arah agak miring.
Pemadaman busur sebaiknya tidak
dilakukan ditengah-tengah kawah las
tetapi agak berputar sedikit
Gerakan Elektroda.
Macam-macam gerakan elektroda :
1. Gerakan arah turun sepanjang
sumbu elektroda. Gerakan ini
dilakukan untuk mengatur jarak
busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda.
Gerakan ini diperlukan untuk
mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las
yang kecil, sedangkan ayunan
kebawah menghasilkan jalur las yang
lebar. Penembusan las pada ayunan
keatas lebih dangkal daripada
ayunan kehawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis
elektroda Hydrogen rendah untuk
mendapatkan penembusan las yang
baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan
diperlihatkan pada gambar dibawah
ini. Titik-titik pada ujung ayunan
menyatakan agar gerakan las
berhenti sejenak pada tempat
tersebut untuk memberi
kesempatan pada cairan las untuk
mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan
dengan gerekan ayun tidak sebaik
dengan gerakan lurus elektroda.
Waktu yang diperlukan untuk
gerakan ayun lebih lama, sehingga
dapat menimbulkan pemuaian atau
perubahan bentuk dari bahan dasar.
Dengan alasan ini maka penggunaan
gerakan ayun harus memperhatikan
tebal bahan dasar.